Minggu, 26 Mei 2013

Posted by lamongan up to date news on/at 15.36

Menyerap Aspirasi dengan Blusukan ke Desa Lamongan Berita Online-Rakyat sudah kenyang dengan adegan pemimpin yang hanya memberikan pernyataan, janji dan kata-kata manis, tanpa tindakan dan kerja nyata, bakan tak sedikit cemooh dan kritikan pedas terkait dengan sarana dan prasaran jalan , dan lain-lain meluncur dari masyarakatnya ," Saya tidak alergi dengan hal itu , justru saya menginginkan itu" Ujarnya seraya membuka pembicaraan saat menerima kru Lamongan Berita Online.com. Bahkan karena ingin menyerap aspirasinya dari masyarakat secara langsung,dirinya tanpa pengawalan dan aturan protokoler kerap terjun langsung di masyarakat " Meski hanya bisa menemui di warung kopi saya tetap seperti masyarakat biasa bukan Bupati fadeli " ujernya .Dari jagongan yang jauh dari kesan formal itulah, Fadeli bisa menerima masukan dari warganya secara utuh. Menyampaikan program pembangunan langsung kepada rakyat dan bisa melihat langsung kondisi Lamongan yang perekonomiannya terus tumbuh. Ketika perekonomian Lamongan tumbuh 6,31 persen di tahun 2009, semua beranggapan itu bakal menjadi garis merah, batas akhir puncak tumbuhnya ekonomi di Lamongan. Karena baru di tahun itulah pertumbuhan ekonomi Kota Soto ini menyentuh angka 6 persen. Di tahun 2007, ekonomi Lamongan tumbuh 5,76 persen dan menjadi 5,87 persen di tahun 2008. Pula ketika Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sebuah ukuran keberhasilan pembangunan kualitas manusia yang digunakan PBB, mencapai 66,72 di tahun 2007, atau untuk pertama kali masuk di tataran menengah atas, banyak yang berfikir ini adalah capaian tertinggi Lamongan. Namun di era kepemimpinan Fadeli, nyatanya perekonomian Lamongan terus tumbuh positif. Demikian pula angka Indeks Pembangunan Manusia terus melejit. Di tahun 2011, perekonomian Lamongan tumbuh hingga 7, 02 persen. Angka ini kembali terkoreksi di tahun 2012 karena kembali naik menjadi 7,12 persen. Catatan naiknya pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat Lamongan. Pendapatan perkapita yang hanya mencapai Rp 10,7 juta di tahun 2011, berhasil dinaikkan menjadi Rp 12,8 juta di akhir tahun 2012. Sedangkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang ditahun 2011 sebesar Rp 13,4 triliun, juga melonjak menjadi Rp 15,3 triliun di tahun 2012. Sementara bidang pertanian yang masih mendominasi perekonomian Lamongan dan pernah anjlok produksinya di tahun 2011 akibat cuca buruk dan serangan hama, dengan keuletan petani Lamongan dan determinasi berbagai program nyata di bidang ini sukses mengembalikan kejayaan produksi padi Lamongan. Ketika tahun 2011, produksi pertanian Lamongan hanya bisa mencapai 678.042 gabah kering giling (GKG). Namun kemudian naik 34,84 persen menjadi hampir seribu ton atau sebesar 911.853 ton GKG. Produksi ikan juga naik dari 107.922,65 ton menjadi 109.458 ton. Produksi ikan ini merupakan yang terbesar di Jawa Timur. Kualitas pembangunan manusia di Lamongan juga terukur dengan nyata saat IPM terus naik. IPM Lamongan yang di tahun 2011 sebesar 70,13, naik menjadi 70,76 di tahun 2012 dengan pengungkit tertinggi melalui indeks pendidikan. Menapaki tahun 2013 ini, bidang infrastruktur masih menjadi prioritas. Sehingga proses pengangkutan hasil bumi, distribusi barang dan jasa serta transportasi semakin baik di seluruh pelosok Lamongan demi kesejahteraan masyarakat. Selain bidang infrastruktur, peningkatan perekonomian berbasis kerakyatan dijadikan prioritas pembangunan dengan program yang lebih intens, lebih besar dan lebih beragam. Dengan memberi prioritas pada perekonomian kerakyatan, melalui program gerakan membangun ekonomi masyarakat lamongan berbasis pedesaan (Gemerlap), pendapatan masyarakat akan naik secara signifikan. Hal ini berarti semakin banyak program bantuan kepada petani, petambak, peternak, nelayan dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Di bidang pertanian yang masih mendominasi perekonomian Lamongan, secara bertahap dilakukan modernisasi melalui bantuan sarana dan prasarana seperti alat panen multiguna, hand traktor, dan pembukaan demplot pertanian di setiap kecamatan.Bantuan sarana dan prasarana serta fasilitasi permodalan di bidang perikanan juga terus diberikan. Sehingga produksi ikan Lamongan bisa memberikan kesejahteraan bagi nelayan. Sementara industri pariwisata yang di lamongan diwakili dengan hadirnya Wisata Bahari Lamongan (WBL), telah menjadi primadona sumber perekonomian baru di lamongan. Moncernya industri pariwisata ini hanya bisa terwujud jika masyarakatnya kondusif. Pemerintahan Fadeli nampaknya menyadari, sumber daya alam (SDA) Lamongan yang melimpah ini setiap saat bisa habis. Karena itulah pembangunan di bidang sumber daya manusia (SDM) tidak dilupakan. Salah satunya dengan memberi kesempatan bagi semua siswa lamongan, terutama mereka yang tidak mampu untuk bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi melalui pemberian beasiswa bagi mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Dan adigum yang mengatakan bahwa orang miskin dilarang sakit, nampaknya tidak berlaku di Lamongan. Karena mulai tahun ini, setiap masyarakat lamongan yang sakit dan dirawat di ruang rawat kelas III, baik dirawat jalan maupun rawat inap, biayanya gratis. Di satu kesempatan, bupati asli Lamongan ini menyatakan, capain – capaian tersebut mustahil terwujud tanpa kerja keras dari semua komponen masyarakat Lamongan, suasana yang kondusif dan kedewasaan dalam berdemokrasi. ”Semoga prestasi yang dicapai menjadi modal untuk merajut masa depan ke arah yang lebih baik lagi, ” tutur dia.(zen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar